BULAN BUNG KARNO : Perjuangan Pelestarian Lingkungan

0
272

yayasandamardjati.or.id – (#BerkepribadianDalamBerkebudayaan – Semarang, 07/06/2024). Tanggal 6 Juni adalah tanggal lahirnya Bung Karno Sang Proklamator Republik Indonesia, berdekatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni.

Bung Karno adalah sosok pencinta lingkungan hidup. Beliau senantiasa menyempatkan menanam sebuah pohon di tempat yang dikunjungi. Sekitar tahun 60-an, seusai Soekarno melakukan ibadah haji, beliau membawa buah tangan berupa bibit pohon Mimba untuk ditanam di Padang Arafah. Pohon Mimba dapat tumbuh 10 hingga 20 meter, dikenal mampu hidup di tanah tandus dan kering. Soekarno mengusulkan kepada Raja Arab Saud bin Abdul Aziz untuk menghijaukan Padang Arafah dengan menanam pohon Mimba. Hingga kini pohon tersebut dapat memberi banyak manfaat antara lain untuk tempat berteduh para jemaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Demi menghargai jasa Soekarno, maka pohon itu diberi nama Syajarah Sukarno atau Pohon Sukarno.

Ketika menjalani pembuangan di Ende, Nusa Tenggara Timur, untuk mengusir rasa kesepiannya Soekarno suka sekali merenung di bawah pohon Sukun bercabang lima yang menghadap Teluk Sawu. Pemandangan indah di bawah pohon tersebut membuat Soekarno mendapatkan inspirasi menggali nilai-nilai leluhur dari lima cabang pohon ke dalam lima sila (Pancasila). Penduduk di sana menamakan pohon itu sebagai pohon Pancasila.

Pada peringatan Bulan Bung Karno Juni 2024 ini Yayasan Damardjati Masjarakat Sedjati (Yayasan Damarjati) berkolaborasi dengan Yayasan Dhalang Nawan menampilkan Kidung Reksabumi karya Iswanto Pancal dibawakan dalam musik akustik oleh Sekretaris Umum Yayasan Damarjati Arief Rahmat dengan vokal Bendahara Yayasan Dhalang Nawan Retno Marhaeni Arum Widayati.

Kidung Reksabumi ini mengandung pesan moral agar manusia menjaga bumi tetap asri, tidak serakah agar bumi tidak murka. Pesan ini sejalan dengan pesan moral yang ada di novel MIJIL karya Ernawiyati yang sekaligus Ketua Umum Yayasan Damarjati. Novel MIJIL mengisahkan keserakahan kaum kapitalis yang ingin melakukan penambangan pasir besi di kawasan lahan pertanian pesisir Pantai Trisik Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kaum muda tokoh-tokoh utama novel MIJIL berusaha mencegah terjadinya penambangan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup.

Mari kita jaga bumi agar tetap asri. Janganlah Tuhan Sang Penata Alam dilawan. Jadilah manusia berhati nurani Manusia yang berkepribadian dalam berkebudayaan.

-. Redaksi: Tim Yayasan Damarjati.

-. Editor: (#SaDa).

#BerkepribadianDalamBerkebudayaan
#BulanBungKarno

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here