yayasandamarjati.or.id – (#BerkepribadianDalamBerkebudayaan – Artikel – Semarang, 01/05/2024). Sejarah 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh internasional bermula ketika pada tanggal 1 Mei 1886 ribuan pekerja di seluruh Amerika Serikat melakukan mogok kerja untuk memperjuangkan hak mereka. Pada tahun 1889 diadakan sebuah konferensi internasional di Paris untuk memperingati perjuangan para pekerja demi memperjuangkan hak-hak mereka. Konferensi tersebut menyerukan peringatan setiap tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh Internasional. Hari Buruh Internasional diperingati di seluruh dunia sebagai hari perjuangan para pekerja untuk mendapatkan hak-hak yang adil dan layak di tempat kerja dan menjadi simbol perjuangan untuk kemerdekaan, demokrasi, dan persamaan di seluruh dunia.
Di Indonesia, peringatan Hari Buruh dimulai pada 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwe di Semarang. Gagasan Hari Buruh muncul setelah seorang tokoh sosialis dari Belanda Adolf Baars mengungkap bahwa pada 1918 tanah milik para buruh dijadikan perkebunan dengan harga sewa tanah yang sangat rendah, para buruh juga harus bekerja dalam waktu lama dan mendapatkan upah yang tidak layak. Kung Tang Hwe diklaim sebagai kelompok pekerja yang melakukan aksi protes dan demo terkait hak pekerjaan untuk pertama kali di Asia. Anggota yang ikut tidak hanya etnis Tionghoa, melainkan juga golongan sosialis Eropa yang tergabung ke dalam Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda atau ISDV. Pada era Kemerdekaan Kabinet Sjahrir mengusulkan 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948. BJ Habibie sebagai presiden pertama di era reformasi melakukan ratifikasi konvensi ILO Nomor 81 tentang kebebasan berserikat buruh. Pada 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Hari Buruh sebagai hari libur nasional.
Tokoh perempuan Indonesia yang berpengaruh di bidang perburuhan adalah Surastri Karma Trimurti atau lebih dikenal sebagai SK Trimurti. Setelah Indonesia Merdeka, SK Trimurti menjadi seorang aktivis buruh. Ia banyak memperjuangkan hak-hak pekerja dan diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja pertama Indonesia di bawah kabinet Amir Sjarifuddin. SK Trimurti menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja sejak 1947 hingga 1948. Ia juga terjun di dunia politik dan aktif sebagai eksekutif di Partai Buruh Indonesia dan memimpin sayap wanitanya.
Tokoh buruh nasional perempuan adalah Marsinah. Buruh pabrik arloji, PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur ini semasa hidup dikenal gigih memperjuangkan hak buruh hingga dianugerahi penghargaan Yap Thiam Hien. Perempuan asal Nglundo, Nganjuk ini pernah memimpin demonstrasi tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Unjuk rasa terjadi karena ada pelanggaran hak-hak buruh oleh pihak manajemen perusahaan. Setelah menyerahkan surat protes, tanggal 5 Mei 1993 Marsinah menghilang. Pada 9 Mei 1993, jasadnya ditemukan dengan kondisi mengenaskan di Desa Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk. Menurut hasil autopsi, ia dinyatakan wafat pada 8 Mei 1993. Kasus pembunuhan Marsinah menjadi salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat di Indonesia dan menarik perhatian dunia.
Yayasan Damardjati Masjarakat Sedjati (Yayasan Damarjati) yang memiliki misi antara lain pendampingan masyarakat melalui usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang industri ekonomi kreatif memiliki kepedulian terhadap peningkatan peran perempuan di bidang UMKM. Yayasan Damarjati mendorong para perempuan untuk dapat membuka usaha mandiri sebagai alternatif bekerja sebagai buruh. Selain itu Yayasan Damarjati juga siap berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk mengedukasi para perempuan di berbagai sub sektor ekonomi kreatif agar mampu memiliki usaha dan membuka lapangan pekerjaan. Selamat Hari Buruh 1 Mei 2024.
-. Penulis: Erna Wiyati, S.T, M.M – Ketua Umum Yayasan Damarjati.
-. Editor: (#SaDa).
#BerkepribadianDalamBerkebudayaan