DARI KOTA YOGYAKARTA MEMBANGUN JIWA BANGSA

2
926

www.yayasandamarjati.or.id –(#BerkepribadianDalamBerkebudayaan – Kota Yogyakarta, 28/01/2025). Wali kota Yogyakarta terpilih 2025-2030 Dr. (H.C) dr.Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyadari Kota Yogyakarta tidak memiliki sumber daya alam sehingga pembangunan Kota Yogyakarta akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan memberikan layanan primer yang berkualitas untuk warga Kota Yogyakarta.

“Untuk layanan primer di bidang kesehatan kami akan menyediakan satu kampung satu tenaga kesehatan,” ungkap dr.Hasto saat ditemui Ketua Umum Yayasan Damarjati Masjarakat Sedjati (Yayasan Damarjati) Erna Wiyati. S.T, M.M di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Sadewa milik Bupati Kulon Progo periode 2016-2019 (Daerah Istimewa Yogyakarta, 24/01/2025).

Wali Kota Yogyakarta periode 2025-2030 ini juga menambahkan program lainnya adalah One Village One Sister University. Satu kampung akan diasuh satu perguruan tinggi. Ada penetapan indikator untuk menilai kemajuan kampung tersebut. Selain itu juga ada program One Village One Sister Company. Pemerintah Kota Yogyakarta akan melibatkan seluruh elemen pentahelix untuk memajukan kota, yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha dan media. Dalam 100 hari kerja pertama dokter Hasto akan melakukan road show untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan universitas-universitas dan perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Yogyakarta. Dan dokter Hasto juga menekankan pentingnya berdikari dalam ekonomi. Bung Karno sudah mewujudkan Indonesia berdaulat dalam politik. Sudah seharusnya kita mengisi pembangunan untuk mewujudkan berdikari dalam ekonomi. Contoh upaya berdikari dalam ekonomi adalah ketika menjadi Bupati Kulon Progo dokter Hasto meminta PDAM Kulon Progo membuat air mineral dalam kemasan dengan merk AirKu.

“Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Yogyakarta saat ini mayoritas berasal dari sektor pariwisata yang didominasi wisatawan mancanegara. Kesuksesan pariwisata tergantung pada tiga faktor yaitu atraksi, hunian dan transportasi. Destinasi berbasis heritage atau budaya harus terus dikembangkan untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara,” tutur dokter Hasto yang memiliki obsesi membuat destinasi wisata edukasi budaya berupa taman kerajaan Nusantara berupa replika Keraton-Keraton Nusantara yang berjumlah 43 kerajaan tersebut sebagai pengingat kita perlunya meninggalkan warisan budaya untuk generasi penerus.

Terkait pengolahan sampah di Kota Yogyakarta, merupakan hal yang urgent dan kebutuhan primer yang harus segera dikerjakan. Karena masalah penyakit dan stunting sangat tergantung pada kebersihan lingkungan. Dan hal lain yang perlu dipikirkan bersama menurut dokter Hasto bahwa Kota Yogyakarta seharusnya bisa menjadi The Little Singapore, dalam hal kedisiplinan masyarakat dan kemampuan menjual kembali produk tempat lain dengan menambahkan nilai lebih (value added).

“Indonesia menghadapi titik kritis dengan kondisi ditinggalkan bonus demografi dan harus bisa keluar dari jebakan middle income. Saat ini 100 orang usia bekerja menanggung sekitar 44 orang. Indeks pembangunan keluarga terdiri dari tentram, mandiri, bahagia. Masyarakat Indonesia tingkat tentram dan bahagia tinggi tetapi tingkat kemandirian rendah. Kalau kita tidak pintar mengelola ekonomi Indonesia maka akan semakin disibukkan dengan pengelolaan bantuan langsung tunai (BLT). Kota Yogyakarta 16 persen penduduknya adalah lanjut usia (lansia). Mayoritas lansia didominasi orang yang tingkat pendidikan dan ekonominya rendah. Indonesia saat ini memasuki aging population. Penduduk usia produktif menjadi sandwich generation yang menanggung beban anak-anak dan orang tuanya,” terang dokter Hasto.

Dokter Hasto mengingatkan dirinya sendiri agar menjadi kepala daerah yang membangun aspek intangible yang sering terlupakan. Bung Karno mengingatkan bangunlah jiwa terlebih dahulu baru membangun badan. Orang yang memiliki keterbatasan fisik bisa tetap produktif namun orang yang mengalami gangguan mental menjadi orang yang tidak produktif bahkan menjadi beban masyarakat dan toxic people menyebarkan energi negatif bisa membuat orang sehat terkontaminasi.

“Mengingat Kota Yogyakarta dihuni banyak pendatang usia remaja (mahasiswa) yang tinggal jauh dari orang tua dan rentan mengalami gangguan psikis, dokter Hasto rencana akan membangun Adolescent Healthy Center di daerah Mergangsan, dilengkapi dengan fasilitas tenaga pskiater, psikolog, polisi, farmasi. Sisi gelap remaja selain masalah mental juga masalah reproduksi. Saat ini banyak remaja melakukan hubungan seksual pra nikah di usia dini. Kanker mulut rahim menjadi penyakit kanker di urutan kedua di Indonesia karena kurangnya literasi kesehatan reproduksi. Duta Genre (Generasi Berencana) akan menjadi kepanjangan tangan pemerintah dalam memberikan edukasi pada teman sebaya (para remaja) tentang kesehatan reproduksi, bahwa kesehatan reproduksi menjadi hal yang sangat penting karena jika timbul masalah bisa merusak masa depan bangsa dan mental disorder remaja saat ini mencapai 9,8%,” tutur dokter Hasto yang merupakan Kepala BKKBN periode 2019-2024.

Ketua Umum Yayasan Damarjati menutup perbincangan dengan harapan Pemerintah Kota Yogyakarta di bawah kepemimpinan dokter Hasto yang berfokus pada pengembangan kualitas sumber daya manusia dapat memulai melaksanakan revolusi mental untuk membangun jiwa bangsa.

-. Liputan : Tim Jaringan – Yayasan Damarjati.

-. Redaksi: Tim Humas -Yayasan Damarjati.

-. Editor: #SaDa

#BerkepribadianDalamBerkebudayaan

2 KOMENTAR

  1. Jogja is the Best!
    Rindu Jogja!
    Jogja always in my heart & my life!
    Selamat nwt novel keren nya Mba Erna: MIJIL
    Sukses terus!

  2. Jogja is the Best!
    Rindu Jogja!
    Jogja always in my heart & my life!
    Selamat nwt novel keren nya Mba Erna: MIJIL
    Sukses terus!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini